SISTEM GASTROINTESTINAL
“KANKER HATI
(CA HEPAR)”
Di susun oleh :
- AAN JULIANTO 131420129530001
- ADELLA ARY DIANTY 131420129540002
- AHMAD BISNU ASTO SAPUTRA 131420129560004
- AKHMAD SULUKHI 131420129580006
- ALFIATI SAPUTRI 131420129600008
- BADI NUR WALUYO 131420129740022
- BADRUS SALAM 131420129750023
- CHABIB ZEN 131420129780026
- DEWI PRIYANI 131420129820030
10.
DIAN FEBRIYANTI 131420129830031
PROGRAM
STUDI S1 KEPERAWATAN (III A)
STIKES
HARAPAN BANGSA PURWOKERTO
Jalan raden patah No.100, Ledug, Kembaran,
Purwokerto, Jawa tengah
KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur kami
panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmat,serta
penyertaan-Nya,sehingga makalah “kanker hati” ini dapat kami selesaikan.
Dalam penulisan makalah
ini kami berusaha menyajikan bahan dan bahasa yang sederhana,singkat
serta mudah dicerna isinya oleh para pembaca.kami menyadari bahwa makalah ini
jauh dari sempurna serta masih terdapat kekurangan dan kekeliruan dalam penulisan
makalah ini.Maka kami berharap adanya masukan dari berbagai pihak untuk
perbaikan dimasa yang akan mendatang.
Akhir kata,semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua dan dipergunakan dengan layak sebagaimana
mestinya.
Purwokerto
,17 November 2014
Penyusun
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR........................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar belakang..............................................................
2. Tujuan..........................................................................
BAB II PEMBAHASAN
1. Definisi ........................................................................
2. Etiologi.........................................................................
3. Klasifikasi....................................................................
4. Manifesta klinis............................................................
5. Patofisiologi..................................................................
6. Pemeriksaan penunjang................................................
7. Penatalaksanaan...........................................................
8. Diagnosa keperawatan..................................................
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan .................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
a.
Latar belakang
Semakin banyaknya jumlah orang yang
terdiagnosa kanker dan 80% sudah stadium lanjut ( Data WHO 2007 : setiap 4
orang ditemukan 1 penderita kanker) , membuat hati kita berontak dan pikiran
tidak pernah berhenti untuk bertanya dan mencari solusi,mengapa dan bagaimana
menghadapi penyakit yang sulit disembuhkan ini, apalagi bila penyakit kanke
rtersebut mendera keluarga , orang yang sangat kita sayangi. Penelitian kanker
di seluruh dunia sampai saat ini terus berlanjut dengan biaya yang sangat besar
dan teknologi tinggi, tetapi tetap saja hasil pengobatannya tidak memuaskan,
dengan segala efek samping yang makin membuat pasien tambah sakit (mual,
muntah, rambut rontok, sel darah putih menurun, dsb ).
Menurut National Cancer Institute
karsinoma hepatoseluler adalah sebuah jenis adenokarsinoma, dan merupakan tipe
yang paling umum dari tumor hati.
Karsinoma
hepatoseluler (HCC) adalah tumor primer yang paling umum pada hepar dan salah
satu kanker paling umum di seluruh dunia. HCC merupakan keganasan hepatoseluler
asal primer. Hati terbentuk dari tipe-tipe sel yang berbeda
(contohnya, pembuluh-pembuluh empedu, pembuluh pembuluh darah, dan sel-sel penyimpan
lemak). Bagaimanapun, sel-sel hati (hepatocytes) membentuk sampai 80% dari
jaringan hati. Jadi, mayoritas dari kankerkanker hati primer (lebih dari 90
sampai 95%) timbul dari sel-sel hati dan disebut kanker hepatoselular
(hepatocellular cancer) atau karsinoma (carcinoma).
Karsinoma hepatoseluler (hepatocelluler
carcinoma=HCC) adalah salah satu keganasan yang paling umum di seluruh dunia.
Insiden global setiap tahunnya ialah sekitar 1 juta kasus, dengan perbandingan
laki-laki dan wanita sekitar 4:1. Tingkat kejadian sama dengan tingkat
kematian. Di Amerika Serikat, terdapat 19.160 kasus baru dan 16.780 kematian
yang tercatat pada tahun 2007. Tingkat kematian pada laki-laki di negara-negara
kejadian rendah seperti Amerika Serikat adalah 1,9 per 100.000 per tahun; di
daerah-daerah dengan insidensi menengah seperti Austria dan Afrika Selatan,
angka kematian tahunan berkisar 5,1-20,0 per 100.000, dan pada daerah dengan
insidensi yang tinggi seperti di Asia (Cina dan Korea), angka kematian 23,1-150
per 100.000 per tahun.
Di
Indonesia (khususnya Jakarta) HCC ditemukan antara 50 dan 60 tahun, dengan
predominasi pada laki-laki. Rasio antara kasus laki-laki dan perempuan berkisar
antara 2-6 : 1.Oleh karena tingginya jumlah penderita kanker hepar, maka
penulis tertarik untuk menyusun makalah tentang kanker hepar.
b. Tujuan
1.
Tujuan
umum :
Mengetahui
secara umum tentang kanker hepar.
2.
Tujuan
khusus :
Setelah
dilakukan presentasi, diharapkan mahasiswa mampu menjelaskan tentang :
1.
Mengetahui pengertian kanker hepar
2. Mengetahui
penyebab dari kanker hepar
3.
Mengetahui tanda dari kanker hepar
4.
Mengetahui perjalanan penyakit kanker hepar
5. Mengetahui
penatalaksanaan pada penyakit kanker hepar.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Kanker
hati adalah penyakit kronis pada hepar dengan inflamasi dan fibrosis hepar yang
mengakibatkan distorsi struktur hepar dan hilangnya sebagian besar fungsi
hepar. ( Gips & Willson :1989 )
Kanker
hati adalah penyakit gangguan pada hati yang disebabkan karna hepatis kronik
dalam jangka panjang yang menyebabkan gangguan pada fungsi hati. ( Ghofar ,
Abdul : 2009 )
Kanker
hati berasal dari satu sel yang mengalami perubahan mekanisme kontrol dalam sel
yang mengakibatkan pembelahan sel yang tidak terkontrol. Sel abnormal tersebut
akan membentuk jutaan kopi, yang disebut klon. Mereka tidak dapat melakukan
fungsi normal sel hati dan sel terus menerus memperbanyak diri. Sel-sel tidak
normal ini akan membentuk tumor (Anonim, 2004).
Kanker
hepar atau kanker hati(hepatocellular
carcinoma) adalah suatu kanker yang timbul dari hati. Ia jugadikenal
sebagai kanker hati primer atau hepatoma.
Hati terbentuk dari tipe-tipe sel yang berbeda (contohnya, pembuluh-pembuluh
empedu, pembuluh-pembuluh darah, dan sel-se l penyimpan lemak). Bagaimanapun,
sel-sel hati (hepatocytes)
membentuk sampai 80% dari jaringan hati. Jadi, mayoritas dari kanker-kanker
hati primer (lebihdari 90 sampai 95%) timbul dari sel-sel hati dan
disebut kanker hepatoselular
(hepatocellular cancer) atau Karsinoma.
B.
Etiologi
Penyebab
dari Ca. Heparyaitu :
1.
Vius Hepatis (HBV dan HCV)
Hepatitis adalah infeksi sistemik oleh
virus disertai dengan nekrosis dan inflamasi pada sel-sel hati yang
menghasilkan kumpulan perubahan klinis, biokimia serta seluler yang khas.
Hepatitis B disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV). Hepatitis B akut adalah
penyakit yang tidak bisa diobati namun bisa dicegah dengan diet dan istirahat.
Untuk hepatitis kronik harus melakukan pengobatan sepanjang tahun. Semakin lama
virus hepatitis ini akan tinggal dhati,dan semakin lama akan berkembang biak.
Semakin lama hepatitis ini akan menjadi serosis hepatis,dan menjadi kanker
hati. (Sylvia A. Price & Lorraine M. Wilson. 2006)
2.
Sirosis hepatis
Sirosis hepatis adalah penyakit hati
kronik yang disebabkan oleh banyak faktor ditandai dengan kerusakan sel
Parenchim Hati (hepatocyte), terjadi perubahan bentuk Hati dari lobuler menjadi
noduler. Juga terjadi penggantian sel hati dengan jaringan serat (fibrous
tissue).
Pada kondisi normal, hati merupakan sistem
filtrasi darah yang menerima darah yang berasal dari vena mesenterika, lambung,
limfe, dan pankreas masuk melalui arteri hepatika dan vena porta. Darah masuk
ke hati melalui triad porta yang terdiri dari cabang vena porta, arteri
hepatika, dan saluran empedu. Kemudian masuk ke dalam ruang sinusoid lobul
hati. Darah yang sudah difilter masuk ke dalam vena sentral kemudian masuk ke
vena hepatik yang lebih besar menuju ke vena cava inferior (Sease et al,
2008).
Pada sirosis, adanya jaringan fibrosis
dalam sinusoid mengganggu aliran darah normal menuju lobul hati menyebabkan
hipertensi portal yang dapat berkembang menjadi varises dan asites.
Berkurangnya sel hepatosit normal pada keadaan sirosis menyebabkan berkurangnya
fungsi metabolik dan sintetik hati. Hal tersebut dapat memicu terjadinya kanker
hepar dan koagulopati (Sylvia A. Price
& Lorraine M. Wilson. 2006)
Penyebab paling umum penyakit sirosis
adalah kebiasaan meminum alkohol dan infeksi virus hepatitis C.
Sel-sel hati berfungsi mengurai alkohol, tetapi terlalu banyak alkohol
dapat merusak sel-sel hati. Infeksi kronis virus hepatitis C menyebabkan
peradangan jangka panjang dalam hati yang dapat mengakibatkan sirosis.
Berdasarkan penelitian, 1 dari 5 penderita hepatitis C kronis dapat berkembang
menjadi sirosis.
3.
Obesitas
Salah satu fungsi hati adalah untuk
metabolism karbohidrat, lemak, protein, vitamin. Pada kasus obesitas, terjadi
peningkatan kolesterol sehingga meningkatkan fungsi kerja hati. Jika terus
menerus dibiarkan maka hati akan mengalami kegagalan, dari gagal hati itulah
akan menjadi kanker hepar/ kanker hati
Suatu penelitian kohort prospektif pada
lebih dari 900.000 individu di Amerika Serikat dengan masa pengamatan selama 16
tahun mendapatkan terjadinya peningkatan angka mortalitas sebesar lima kali
akibat kanker hati pada kelompok individu dengan berat badan tertinggi (Indeks
Massa Tubuh (IMT) : 35-40 Kg/m2) dibandingkan dengan kelompok
individu yang IMT-nya normal. Seperti diketahui, obesitas merupakan faktor
resiko utama untuk non-alchoholic fatty liver disease (NAFLD),
khususnya non alchoholic steatohepatis (NASH) yang dapat
berkembang menjadi sirosis hati dan kemudian dapat berlanjut menjadi HCC.
(Suzanne C. Smeltser& Brenda G. Bare. 2002)
4.
Diabetes mellitus
Telah lama ditengarai bahwa DM merupakan
faktor resiko baik untuk penyakit hati kronik maupun untuk HCC melalui
terjadinya perlemakan hati dan steatohepatis non alkoholik (NASH). Di samping
itu, DM dihubungkan dengan peningkatan kadar insulin dan insulin like
growth factors (IGFs) yang merupakan faktor promotif potensial
untuk kanker.
5.
Alcohol
Meskipun alcohol tidak memiliki
kemampuan mutagenic, peminum berat alcohol (>50-70 g/hari dan berlangsung
lama) berisiko untuk menderita HCV melalui sirosis hati alkoholik.
C. Klasifikasi
1.
Kanker Hati Primer
·
Cholangio Carcinoma – kanker yang berawal dari saluran empedu
·
Hepatoblastoma – pada umumnya menyerang anak-anak atau anak yang mengalami
pubertas
·
Angiosarcoma – kanker yang jarang terjadi, bermula di pembuluh darah yang ada
pada hati.
·
Hepatoma (HCC) – berawal di hepatosit dan dapat menyebar ke organ yang lain.
Laki- laki dua kali lebih rawan terkena penyakit ini dibandingkan wanita.
2.
Kanker Hati Sekunder
·
Kanker hati sekunder dapat muncul dari kanker hati primer pada organ-organ
lain. Tetapi, pada umumnya bersumber dari perut, pankreas, kolon, dan rektum.
(Kapita
Selekta,2001)
Stadium
pada kanker hepar :
Stadium
|
Tumor
(T)
|
Nodus
(N)
|
Metastase
(M)
|
Stadium
I
|
T1
|
N0
|
M0
|
Stadium
II
|
T2
|
N0
|
M0
|
Stadium
III
|
T1
T2
T3
T3
|
N1
N1
N0
N1
|
M0
M0
M0
M0
|
Stadium
IV A
|
T4
|
Setiap
N
|
M0
|
Stadium
IV B
|
Setiap
T
|
Setiap
N
|
M1
|
Tumor (T)
T1 Tumor soliter yang memiliki
ukuran terbesar 2cm atau kurang tanpa invasi vaskuler
T2 Tumor soliter yang memiliki ukuran
terbesar 2cm, atau kurang dengan invasi vaskuler atau Tumor multiple yang yang terbatas pada satu
lobus dengan ukuran terbesar tidak lebih dari 2cm tanpa
invasi vaskuler atau Tumor soliter dengan ukuran terbesar lebih dari 2cm
tanpa invasi vaskuler
T3 Tumor soliter yang memiliki ukuran
terbesar lebih dari 2cm dengan invasi vaskuler atau Tumor multiple yang
terbatas pada satu lobus dengan ukuran terbesar tidak lebih dari 2 cm dengan
invasi vaskuler atau Tumor multiple yang terbatas pada satu lobus dan tidak ada
satu pun yang memiliki ukuran terbesar lebih dari 2cm dengan atau tanpa invasi
vaskuler.
T4 Tumor multiple pada lebih dari satu
lobus atau tumor tumor yang meliputi cabang utama vena porta atau vena hepatica
Nodus
limfatikus (N)
N0 Tidak terdapat metastasis
pada nosus limfatikus
N1 Metastasis terjadi pada nodus
limfatikus regional
Metastasis
Jauh (M)
M0 Tidak terdapat metastasis
yang jauh
M1 Terdapat metastasis yang jauh
(Suzanne
C. Smeltser& Brenda G. Bare. 2002)
D.
Manifestasi klinis
1.
Gangguan nutrisi :penurunan berat badan, kehilangan kekuatan, anoreksia, dan anemia.
2.
Nyeri abdomen
Nyeri
abdomen biasanya terdapat pada kuadran kanan atas.(Suzanne C. Smeltser&
Brenda G. Bare. 2002)
3.
Pembesaran hati yang cepat
4.
Pada pemeriksaan fisik, palpasi teraba permukaan hati yang ireguler
5.
Gejala ikterus
Heme
diubah menjadi bilirubin tak terkonjugasi, kemudian bilirubin tak terkonjugasi
yang dibawa ke hepar berkaitan dengan albumin. Ambilan protein karier (Y dan Z) hepatic bilirubin tak terkonjugasi
setelah disosiasi dari albumin, konjugasi bilirubin dengan asam glukuronat
untuk menghasilkan bilirubin glukuronida yang menjadi larut dalam air dapat
diekskresi. Ekskresi bilirubin terkonjugasi kedalam kanalis empedu. Pada
penyakit hepatosellular seperti hepatitis, serosis hepatis dapat mengganggu
ekskresi yang terutama menyebabkan hiperbilirubinemia terkonjugasi. Kemudian
pasase bilirubin terkonjugasi ke bawahcabang biliaris, pasien dengan gangguan pada hati akan mengalami
ikterik.
Bilirubin
(pigmen empedu) adalah hasil akhir metabolism dan secara fisiologis tidak
penting, namun merupakan petunjuk adanya penyakit hati dan empedu.
Biliverdin
adalah pigmen kehijauan yang dibentuk melalui oksidasi bilirubin. (Sylvia A.
Price & Lorraine M. Wilson. 2006)
6.
Acites timbul setelah nodul tersumbat vena porta atau bila jaringan tumor tertanam dalam rongga peritoneal. (Sylvia A. Price &
Lorraine M. Wilson. 2006)
7.
Urine berwarna gelap dan tinja berwarna pucat
Kanker
hati primer berkembang dari sel-sel yang membentuk hati. Kanker hati dapat
tumbuh dan menyebar di luar hati. Ini mungkin tumbuh menjadi saluran empedu.
Jika ini terjadi, empedu tidak bisa mengalir dari hati dan menyebabkan pigmen
kuning empedu untuk dibuang melalui ginjal. Hal ini membuat gelap urin dan
tinja pucat. (Suzanne C.
Smeltser& Brenda G. Bare. 2002)
E.
Patofisiologi
Kanker
hati terjadi akibat kerusakan pada sel – sel parenkim hati yang biasa secara
langsung disebabkan oleh primer penyakit hati atau secara tidak langsung oleh
obstruksi aliran empedu atau gangguan sirkulasi hepatik yang menyebabkan
disfungsi hati. Sel parenkim hati akan bereaksi tehadap unsur – unsur yang
paling toksik melalui penggantian glikogen dengan lipid sehingga terjadi
infiltrasi lemak dengan atau tanpa nekrosis atau kematian sel. Keadaan ini
sering disertai dengan infiltrasi sel radang dan pertumbuhan jaringan
fibrosis. Regenerasi sel dapat terjadi jika proses perjalanan penyakit tidak
terlampau toksik bagi sel –sel hati. Sehingga terjadi pengecilan dan fibrosis
selanjutnya akan menjadi kanker hati. (Sylvia A. Price & Lorraine M.
Wilson. 2006)
F.
Pemeriksaan
penunjang
1. Laboratorium:
500 mg/dl, HbsAg
positf dalam serum, Kalium, Kalsium.≥ Darah lengkap ; SGOT, SGPT, LDH, CPK,
Alkali Fostatase.
·
AST / SGOT meningkat
·
ALT / SGPT meningkat
·
LDH meningkat
·
Alkali Fostatase meningkat
·
Albumin menurun
2. Pemeriksaan
radiologi
·
Pemeriksaan barium esofagus : Menunjukkan peningkatan tekanan portal.
·
Foto rongent abdomen : Pada penderita kanker hati akan terlihat perubahan
ukuran hati.
·
Arteriografi pembuluh darah seliaka : Untuk melihat hati dan pankreas.
·
Laparoskopi : Melihat perbedaan permukaan hati antara lobus kanan dengan
kiri sehingga jika ada kelainan akan terlihat jelas.
·
Biobsi hati : Menentukan perubahan anatomis pada jaringan hati
·
Ultrasonografi : Memperlihatkan ukuran – ukuran organ abdomen.
G.
Penatalaksanaan
a.
Penatalaksanaan Non Bedah
Penatalaksanaan
atau terapi ini hanya dapat memperpanjang kelangsungan hidup pasien dan
memperbaiki kualitas hidupnya dengan cara mengurangi rasa nyeri serta gangguan
rasa nyaman, namun efek utamanya masih bersifat paliatif. Penatalaksanaan non
bedah iniseperti :
1.
Terapi Radiasi
Tujuan :
Mengurangi nyeri dan gangguan rasa nyaman, gejala anoreksia, panas dan
kelemahan. Diindikasikan pada pasien kanker hati dengan stadium I dan stadium II
Pelaksanaan
metode radiasi meliputi :
·
Penyuntikan anti bodi berlabel isotop radio aktif secara intravena yang
secara spesifik akan menyerang antigen
yang berkaitan dengan tumor.
·
Penempatan sumber radiasi perkutan intensitas tinggi untuk terapi radiasi
interstisil.
2.
Kemoterapi
Tujuan :
Untuk memperbaiki kualitas hidup pasien dan memperpanjang kelangsungan
hidupnya. Diindikasikan pada pasien dengan stadium III
Bentuk
terapi ini juga dapat dilakukan sebagai terapi ajuan setelah dilakukan reseksi
tumor hati. Kemoterapi sistemik dan kemoterapi infus regional merupakan dua
metode yang digunakan untuk memberikan preparat antineoplastik kepada pasien
tumor primer dan metastasis hati.
Untuk
memberikan kemoterapi dengan kosentrasi yang tinggi kedalam hati melalui arteri
hepatika dipasang pompa yang dapat ditanam. Metode ini menghasilkan pemberian
obat dengan cara infus yang kontinyu, dapat di andalkan dan terkontrol yang
dapat dilaksanakan sendiri dirumah. (Suzanne C. Smeltser& Brenda G.
Bare. 2002)
b.
PenatalaksanaanBedah
1.
Lobektomihati
Lobektomi hepatik dapat dilakukan jika
tumor hepatik primer adalah setempat atau jika tempat primer dapat dieksisi
secara keseluruhan dan metastasis dapat di batasi. Dengan kemampuan kapasitas
pada regenerasi sel-sel hepar, 90% hepar telahg dapat diangkat dengan berhasil.
Adanya sirosis menyebabkan keterbatasan kemampuan hepar untuk beregenerasi.
Diindikasikan pada pasien dengan stadium IV A
2.
Transplantasi hati
Transplantasi hati diindikasikan pada
pasien dengan kanker stadium akhir. Karena hatinya sudah tidak bisa lagi
berfungsi.
H.
Diagnosa
keperawatan
1.
Nyeri berhubungan dengan pembesaran hati
2.
Perubahan nutrisi berhubungan dengan distensi abdomen, perasaan tidak enak pada
perut serta anoreksia
3.
Intoleransi
aktifitas berhubungan dengan kelelahan, latergi dan malaise
BAB
III
PENUTUP
a. Kesimpulan
Kanker
hati adalah penyakit gangguan pada hati yang disebabkan karna hepatis kronik
dalam jangka panjang yang menyebabkan gangguan pada fungsi hati.
Penyebab
:
1.
Vius Hepatis (HBV dan
HCV)
2.
Sirosis hepatis
3.
Obesitas
4.
Diabetes mellitus
5.
Alcohol
Penatalaksanaan
:
1.
Penatalaksanaan non
bedah
·
Terapi Radiasi
·
Kemoterapi
2.
Penatalaksanaan
bedah
·
Lobektomihati
·
Transplantasi hati
DAFTAR
PUSTAKA
Doenges,
Marilynn E., 1999, Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien, Edisi 3, EGC : Jakarta
Inayah, Iin,
2004, Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Pencernaan, Edisi
1, Salemba Medika : Jakarta
Smeltzer,
Suzanne C., 2001, Buku Ajar Keperawatan Medikal – Bedah Brunner dan
Suddarth, Edisi 8, EGC : Jakarta
www.google.co.id,”tujuan
pembelajaran askep hepar” pembelajaran system endokrin. Diambil pada 6 November
2012, 20:15pm
Sebelum menyelinap ke keterangan budget sunat laser, silahkan kita menyimak narasi sunat bersama bermacam metodenya. trick sunat sememangnya berbagai, bersama majunya era dan technologi sehingga berkembang jugalah trick di bidang medis. apabila di lihat ke buntut pass tidak sedikit rahasia baru pada jurusan medis yg terlahir sebab penghambaan yg tinggi asal sebanyak cendekiawan kesegaran, demikian berulang di bidang sunatan yg benar-benar pass tinggi angkanya di Indonesia.
BalasHapusSalah wahid trick yg populer dan telah diterapkan kuno oleh hunian Sunatan merupakan rumus klamp, trick ini amat sangat efisien pada wong lanjut usia yg mau mengyunatkan anaknya tidak dengan rasa sakit yg berlebihan dan serentak pulih. resep klamp mengizinkan perbuatan sunat dilaksanakan tidak dengan mesti dijahit dan diperban, klamp telah dgn system modis menukar peran jahitan dan perban.
Tabung yg ada di klamp anak memelihara sirah penis bersama betul maka tak butuh resah anak bakal merasa kesakitan disaat sirah penisnya tergesek lancingan, tak cuma itu, system jepit terhadap klamp dapat memelihara timbil terdedah dgn amat sangat bagus. dgn klamp tak ada infeksi terkuak maka tak bakal berjalan pendarahan atau barah.
Jika Anda memiliki pertanyaan seputar penyakit kelamin yang anda rasakan, jangan ragu untuk bertanya pada kami karena isi konsultasi aman terjaga, privasi pasien terlindugi, dan anda bisa tenang berkonsultasi langsung dengan kami. Anda dapat menghubungi hotline di (021)-62303060 untuk berbicara dengan ahli Klinik Apollo, atau klik website bawah ini untuk berkonsultasi dengan ahli klinik Apollo.
Rumah sakit andrologi jakarta | Mengatasi kulup panjang
Sunat laser di jakarta | Metode sunat modern di Klinik Apollo
Chat Online | Free Consultasion